Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Indonesia di Oslo, Norwegia, Todung Mulya Lubis menuturkan, komoditas hasil laut Indonesia akan semakin mendominasi pasar dunia.
Saat ini, Norwegia impor beberapa produk berbagai jenis ikan laut seperti barramundi, tuna, red snapper, macarrel, dan komoditas hasil laut lainnya seperti kepiting, udang, cumi-cumi, lobster dan rumput laut.
Hal itu terungkap saat Dubes Todung Mulya Lubis berkunjung ke perusahaan importir Norwegia Sletten Norge AS (sektor seafood) dan Scanesia AS (produk makanan/minuman).
Fungsi Ekonomi KBRI Oslo, R.Wisnu Lombardwinanto yang ikut mendampingi Dubes kepada Antara, London menyebutkan pertemuan diadakan untuk identifikasi hambatan dan tantangan dihadapi, khususnya proses impor, distribusi dan pemasaran komoditas hasil laut dan produk makanan, minuman kemasan dari Indonesia, sekaligus mencari solusi guna mendukung upaya peningkatan ekspor Indonesia ke Norwegia.
Ia menuturkan, Dubes juga meninjau gudang importir untuk melihat langsung penyimpanan produk-produk yang diimpor dari Indonesia dan proses pendistribusiannya kepada pelanggan di Norwegia termasuk negara-negara Nordik dan Eropa lainnya. Demikian mengutip laman Antara, Jumat (3/5/2019).
Pada pertemuan di kantor pusat Sletten Norge AS (SN-AS) di Oslo, CEO SN-AS Mani Sletten menuturkan, informasi mengenai beberapa produk yang selama ini diimpor langsung dari Indonesia, yaitu berbagai jenis ikan laut (barramundi, tuna, red snapper, makarel) dan komoditas hasil laut lainnya seperti kepiting, udang, cumi-cumi, lobster dan rumput laut.
Ia mengatakan, proses pembersihan, pemotongan, pengepakan, dan pendinginan, pembekuan komoditas tersebut dilakukan di Indonesia. Selanjutnya dikirim ke Norwegia dengan kapal laut dengan volume rata-rata impor sekitar 10-20 ton per minggu.
SN-AS mendistribusikan produk yang diimpornya kepada wholeseller di Norwegia dan Nordik, serta negara Eropa lainnya.
Menurut kedua importir itu, komoditas hasil laut Indonesia umumnya masuk dalam acuannya dan tropical fish yang masih memiliki peluang besar di pasar Eropa.
Namun demikian, eksportir diharapkan dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas produknya, yang diketahui asalnya dan mempertahankannya, sehingga dapat memenuhi prasyarat/sertifikasi ditetapkan di Eropa, khususnya di Norwegia.
Todung Mulya Lubis menyampaikan, Indonesia telah menjadi eksportir terbesar tuna di dunia.
Indonesia memiliki keunggulan antara lain sebagai pemimpin dunia dalam pemberantasa illegal, unreported, unregulated (IUU) fishing dan pioneer dalam kerangka kerja sama The Agreement on Port State Measures (PSMA)FAO) sehingga tidak diragukan lagi dari segi legalitas dan traceability komoditas hasil laut.
Dengan semakin gencarnya upaya pemberantasan IUU Fishing dan praktik penangkapan ikan (termasuk budidaya ikan) yang berkelanjutan, merupakan suatu keniscayaan komoditas hasil laut Indonesia akan semakin mendominasi pasar dunia di masa mendatang.
http://bit.ly/2PN6jGD
May 03, 2019 at 07:46PM from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com http://bit.ly/2PN6jGD
via IFTTT
No comments:
Post a Comment